Selasa, 29 Maret 2011

BANTUAN UNTUK JEPANG

Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kepada Pemerintah Jepang untuk penanganan bencana dan korban. Bantuan ini berupa dana dan barang berupa selimut. Bantuan ini diberikan menyusul gempa 9 magnitude dan tsunami yang menerjang kawasan pantai timur Jepang dan menyebabkan kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir, Jumat, 11 Maret lalu.

"Pemerintah Indonesia memberikan bantuan dana sebesar 2 juta dollar AS serta selimut 10.000 lembar dan beberapa barang kebutuhan yang diperlukan Jepang," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jumat (18/3/2011).

Selain bantuan dana dan barang, lanjut Michael, Indonesia juga sudah mempersiapkan 60 orang dalam satu tim untuk membantu pencarian WNI yang hilang di Jepang. Sebanyak 15 orang dari tim tersebut telah sampai di Jepang. "Tim yang disiapkan jumlahnya 60 orang. Tidak semuanya diberangkatkan bersama-sama. Yang sudah duluan 15 orang, yang lain menyusul," imbuh Michael.

Menurut Michael, tidak semua daerah Jepang terkena dampak tsunami. Oleh karena itu, Indonesia fokus pencarian WNI pada tiga wilayah yang mengalami dampak bencana terparah, yaitu di daerah Fukushima, Iwate, dan Miyagi. (Dikutip dari Kompas.com)

PENGHENTIAN MAKANAN DARI JEPANG

Pemerintah memperketat pengawasan impor makanan asal Jepang guna memastikan keamanan produk dari kemungkinan adanya kontaminasi radiasi nuklir. Kebijakan pengetatan ditempuh menyusul terjadinya kerusakan reaktor nuklir di Fukushima, Jepang,akibat gempa.
Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu mengatakan, seperti halnya negara-negara lain, Indonesia mempunyai standar baku dalam proses pemeriksaan bahan pangan yang masuk ke Indonesia dari negara manapun, termasuk makanan segar seperti daging,susu dan sayuran.
”Termasuk yang dari Jepang itu harus memenuhi apa yang disebut sertificate of analysis. Dari sertifikasi itu akan kelihatan komponen ada atau tidaknya komponen yang tidak dibolehkan, termasuk radiasi,” ujar Mari seusai mendoakan korban tsunami Jepang dan menandatangani Buku Belasungkawa di kantor Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.
 Untuk urusan pangan, ungkap Mari,lembaga yang berwenang melakukan pemeriksaan sertificate of analysis adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurutnya, BPOM harus melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap pangan impor asal Jepang,khususnya yang tiba di Indonesia setelah 11 Maret lalu.
 ”Tapi saya yakin Pemerintah Jepang telah mengambil langkah pengamanan seperti apa yang mereka lakukan dengan produk susu dan sayuran,”ujarnya.
Pernyataan Mari diamini Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri.Menurutnya, Pemerintah Jepang sangat memperhatikan aspek kesehatan dan keamanan bahan pangan masyarakat yang saat ini menjadi sorotan banyak pihak. ”Maka kami juga harus memastikan keamanan pangan yang kami ekspor,”tegasnya.
 Kendati sejumlah negara seperti Singapura telah mengambil langkah penghentian sementara impor makanan asal Jepang, Mendag menegaskan Indonesia tidak akan mengambil tindakan serupa.
”Kita tidak akan menyetop impor, tetapi apa yang akan kita lakukan adalah meningkatkan pengawasan dengan sertificate of analysis tadi. Dari hasil sertifikasi itu akan kelihatan apakah ada kontaminasi atau tidak?” tandasnya.
Mari menambahkan,impor bahan pangan segar dari Jepang relatif tidak banyak. Menurut dia, persentase impor lebih banyak pangan olahan (process goods) yang kemungkinan kontaminasinya juga lebih kecil. Untuk itu, Mendag mengimbau masyarakat jangan terlalu khawatir karena pengawasan sudah sangat ketat.(Okezone.com)
 

UPAYA PENYELAMATAN WNI DI JEPANG

  Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan langkah-langkah penyelamatan Warga Negara Indonesia di Jepang. Kini, pemerintah baru mendata jumlah WNI yang berada di lokasi yang hancur karena gelombang tsunami tersebut.

“Di Tokyo, TKI kurang lebih 14 ribu orang, sementara kalangan profesional ada 2.000 orang, anak buah kapal sebanyak 3.100 orang dan mahasiswa sebanyak 2.200 orang,” kata Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa di Istana Kepresidenan, Jumat (11/3). Kini pemerintah masih harus selalu memastikan keberadaan para WNI tersebut.

Jumlah warga negara Indonesia di seluruh Jepang sendiri, menurut Marty, ada sekitar 31.517 orang. Jumlah itu terbagi dari 24 ribu orang WNI di Tokyo dan 6.700 orang WNI di Osaka.

Namun demikian, Marty meyakini, Jepang merupakan salah satu negara yang paling siap dalam menyikapi bencana seperti ini. “Mudah-mudahan hal itu dapat membantu mengurangi dampak negatif dari negara kita,” ujarnya. (Dikutip dari Republika.co.id)

DAMPAK DARI TSUNAMI DI JEPANG

Gempa berkekuatan 6 pada Skala Richter kembali mengguncang Fukushima, Jepang. Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu, 23 Maret 2011, menurut badan meteorologi setempat, gempa itu terjadi di pusat krisis radiasi Jepang.

Gempa berkekuatan besar itu tidak menimbulkan tsunami. NHK melaporkan tidak ada kerusakan berarti yang diakibatkannya, termasuk di reaktor nuklir 1 yang sudah lumpuh.

Reaktor Fukushima berada dalam situasi krisis sejak dihantam gempa bumi 9 SR dan tsunami dahsyat pada 11 Maret 2011 lalu. Akibat bencana ini, listrik mati dan pendingin rusak. Tiga reaktor yang masih aktif, meledak saat upaya pendinginan dilakukan. Tingkat radiasi di lokasi mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, ratusan ribu penduduk diungsikan.

Saat ini petugas di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Dai-ichi, Jepang, telah berhasil kembali menyalurkan arus listrik ke salah satu reaktor. Tingkat radiasi juga telah menurun. Namun, kekhawatiran lain muncul: tekanan pada selubung reaktor lain kini mulai meninggi.(Dikutip dari "VIVAnews").

PRAY FOR JAPAN

Jepang diguncang gempa berkuatan 8,9 Skala Richter yang menimbulkan gelombang tsunami di sejumlah daerah di Jepang bahkan hingga seluruh dunia tercengang melihat bencana yang sangat dahsyat yang mengingatkan kita dengan peristiwa di aceh pada 26 Desember 2004.

Berdasarkan kutipdan dari detiknews.com, Gelombang tsunami dilaporkan terjadi di Kota Onahama di wilayah Fukushima. Belum ada laporan korban dalam peristiwa ini. Menurut televisi NHK, Jumat (11/3/2011), gelombang tsunami tersebut setinggi empat meter.

Gempa ini disebut-sebut sebagai gempa terdahsyat dalam 7 tahun. Gempa ini terjadi pada pukul 14.46 waktu setempat. Otoritas Jepang langsung mengeluarkan peringatan tsunami pasca gempa dahsyat tersebut.

Gempa tersebut membuat gedung-gedung di Tokyo bergoyang. Orang-orang pun panik berlarian ke jalan-jalan.

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami untuk seluruh pantai Jepang, Rusia dan Mariana Islands. Diingatkan bahwa gelombang air setinggi hingga 6 meter bisa menghantam pantai dekat wilayah Miyagi.

Selain itu vivanews.com juga mengabarkan bahwa ada kemungkinan Tsunami tersebut juga akan sampai di wilayah indonesia. Pacific Tsunami Warning Center yang bermarkas di Hawaii memprediksi tsunami akan tiba di Jayapura, Papua, pukul 18.35 Waktu Indonesia Barat atau pukul 20.35 Waktu Indonesia Timur.

Beberapa daerah indonesia yang diprediksi juga terkena tsunami antara lain:

Berebere, Maluku Utara, pukul 17.58 WIB , Manokwari, Papua Barat, pukul 18.18, Jayapura, Papua, pukul 18.35 , Sorong, Papua, pukul 18.35.

Mari kita berdoa bersama-sama, semoga tsunami yang melanda jepang tidak semakin parah, dan mereka yang terkena musibah semoga diberi kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. dan semoga tidak terjadi hal hal yang buruk pada wilayah bangsa dan negara kita Indonesia. Amin...

Minggu, 13 Maret 2011

Belajar Memblogging

Ternyata belajar memblogging sangatlah mudah.Dengan memblogging kita bisa berbagi ilmu dan informasi.
Siapapun bisa mendaftar Dengan gratis.